koleksi karya

Name:
Location: Pasir Mas, Kelantan, Malaysia

An ordinary people

Wednesday, August 20, 2014

Haiku Disember

I.
Hujan Disember
sungai melimpah tebing
membanjir hati.

II.
Tengkujuh redup
air memenuh baruh
joget pepuyu.

III.
Gugur perlahan
daun lama Disember
tunas berganti.

IV.
Disember basah
lebih banyak di rumah
merenung diri.

V.
Zikir Disember
menembus langit kalbu
bercambah takwa.

Wan A. Rafar
Pasir Mas, Disember 2011
(Dewan Sastera, Februari 2013).

Tuesday, December 01, 2009

Di antara Bosnia dan Serbia
Sungai Drina membelah sejarah.

Di antara Bosnia dan Serbia
Sungai Drina kembali merah.

Di antara Bosnia dan Serbia
Kudengar teriakan
anak-anak kehilangan ibu
ibu-ibu kehilangan anak.

Di antara Bosnia dan Serbia
Pahlawan gugur menegak keimanan.

Di antara Bosnia dan Serbia
Sungai Drina kembali merah.

WAN A. RAFAR
30 Ogos 1992

Wednesday, November 11, 2009

Mustafa Mulkanovich
-Dengan apologi kepada Antonio Machado (1875-1939)

Mereka melihatnya berjalan
di antara amuk dan senapang
menempuh jalan takwa
dan berakhir di padang sembelihan
di bawah langit subuh
mereka bunuh
Mustafa Mulkanovich
di tangga masjid
kala fajar berganti siang
mereka memukulnya
tanpa belas ehsan
mereka menuangkan arak ke mulutnya
Mustafa dipukul lagi
perutnya dipijak
lehernya ditoreh dengan tanda salib.

Mereka bunuh Mustafa Mulkanovich
kerana semata beriman kepada Allah!

Kekejaman itu berlaku di Bosnia
kala fajar menyinsing
Mustafa gugur ke bumi
Nun di Bosnia, kekejaman itu terjadi.

Mereka melihatnya berjalan
seiring dengan malaikat
tidak gementar dengan peluru kuffar
mulutnya berdoa
kalbunya munajat
bernada syahdu bernafas pilu.

Mustafa Mulkanovich
kausepuhkan keberanianmu
pada laguku
pada puisiku
sampai di sini.

Orang melihatnya berjalan
di antara bunga dan kasturi
mawar dan attar
pahatlah kawan-kawan
dari marmar dan mimpi
pada dinding masjid itu
sebuah makam bagi pahlawan
sebuah tugu bagi iman.

Kezaliman itu telah terjadi di Bosnia
dan kita di sini
hanya mampu menadah tangan
dan berdoa.

WAN A. RAFAR
Pasir Mas, 1992

(Sajak ini dibacakan pertama kali bersama sajak Pengungsi pada malam mengingati Perang Bosnia di Kota Bharu pada tahun 1992.)

Sunday, November 08, 2009

Pengungsi

akulah pengungsi
akulah pelarian
yang mencari sempadan hidup
dari zagreb ke croatia

namaku jasmina
aku masih muda
dan pernah bersuami
tapi aku kini janda
15 hari lalu
mereka bunuh suamiku
mereka bunuh di depan mataku

namaku jasmina
aku masih muda
rambutku blonda
tapi mataku tanpa warna

akulah jasmina
aku tidak berdaya
melawan takdir itu

(dengan wajah berat dan lusuh
dia terus bercerita
perjalanan yang panjang
pengalaman yang pedih
awan gelap di kepala
makin memberat
kiri kanan pohonan resah
dari zagreb ke croatia
dia terus berkisah)

akulah jasmina
yang tidak berdaya
dan tiga serdadu serbia itu
tiba-tiba bertukar
menjadi serigala yang lapar
lalu dikunyahnya tubuhku hatiku jantungku
tapi bukan imanku

akulah jasmina
aku masih muda
aku pernah melihat cakrawala
pernah melihat padang-padang hijau
bertukar menjadi merah

akulah jasmina
aku telah melihat lelaki
diseksa didera
aku telah melihat anak-anak
disembelih dikelar seperti ayam

(dengan suara tertahan
dan terputus
dia terus bercerita
sambil kedua tangannya
menutup wajahnya yang lesu itu
bagaikan ingin menutup
kenangan pedih
dari kolam ingatannya)

akulah jasmina
sejarahku adalah masa depan


WAN A. RAFAR
Taman Adabi, Pasir Mas,
5 September, 1992

(Sajak ini pernah dibaca pada malam mengingati mangsa Perang Bosnia di Kota Bharu pada tahun 1992. Tersiar dalam majalah Perempuan, November 2005.)

Tuesday, October 27, 2009

Laut Cahaya

Tak sehelai daun
yang gugur, kecuali
dalam ilmu-Mu.

Tak setitik air
yang tumpah, kecuali
dengan izin-Mu.

Tak sedetik waktu
berlalu, kecuali
dengan kuasa-Mu.

Tak setitik hujan
yang turun, kecuali
dengan perintah-Mu.

Tak sepatah kata
terucap, kecuali
dengan kehendak-Mu.

Tak sepercik cahaya
di langit, kecuali
cahaya-Mu.

Aku larut
dalam laut cahaya-Mu!


Wan A. Rafar
Taman Adabi, Pasir Mas
8 Mei 2008.

(Tersiar dalam Dewan Sastera Ogos 2008)